Monday, November 17, 2014

Pengalaman Pertama Bentang Minum Obat Saat Usia 2,3 Tahun

catatan rumadi | 17 November 2014

Hampir 12 hari Bentang Nusantara sakit panas, dimulai hari Senin tanggal 3 November 2014 bertepatan dengan acara Peringatan Tahun Baru Hijrah 1436 H, badan anakku Bentang Nusantara terasa hangat cenderung panas namun masih terlihat ceria dan lari-larian. Seperti biasa kami tidak buru-buru membawanya ke dokter, kami masih menganggap panasnya biasa-biasa saja.
Tanda-tanda sakit pada Bentang memang sudah terlihat dengan ciri yang paling kami pahami adalah TIDAK mau beraktifitas diluar rumah dan menyuruh pulang teman yang mau bermain.

Bentang Nusantara
Sakit yang biasa dialami :
Biasanya panas pada anak kami karena akan membersihkan kotoran yang ada diperutnya (BAB) karena anak kami ini sering sekali memasukkan sesuatu yang kurang bersih kemulutnya, biasanya berlangsung tiga sampai empat hari BAB (buang air besar berupa air). Yang seperti ini sudah dialaminya beberapa kali. Kejadian seperti ini kami tidak memberikan obat sama sekali. Namun, kami menjaga betul asupan cairan yang harus masuk ketubuhnya dan memaksakan untuk makan sayur dan buah yang di juz. Selain air putih biasa kami biasanya menambahkan air beroksigen (Super O2) biasnya dalam 4 hari menghabiskan 8 botol Super O2.

Selain karena ingin membersihkan perut biasanya dibarengi dengan masuk angin (perut kembung), batuk dan pilek karena kelamaan mainan air kran atau hujan-hujanan atau mbonceng motong di depan. Untuk masuk angin kami pun tidak memberikan obat, kami hanya meracit obat luar tradisonal berupa bawang merah diparut kemudian diperas diambil airnya, air bawang merah yang didapat dicampur dengan minyak gosok (minyak tawon) yang kemudian kami  balurkan diseluruh perut, punggung, kami (telapakan) dan kadang dikepala (ubun-ubun) sambil dipijat/urut. Dan biasanya sembuh dalam waktu kurang dari 4 hari.

Untuk pijat/urut kedua anak biasa kami urut sendiri atau tidak menggunakan jasa urut anak. Kenapa kami lakukan urut sendiri? Urut menurut kami bisa dipelajari, bagaiman posisi mengurut yang baik, bagaiman urutan memijat, dan seterusnya dapat kita lihat dan pelajari sendiri dengan bantuan google atau melihat orang yang sedang mengurut, ya mungkin tidak sebaik beliau-beliau yang ahli dibidangnya, tapi kan gak perlu biaya he he.

Untuk batuk dan pilek tetap kami tidak berikan obat, selain dengan obat luar tradisional dan pijat, kami berikan balsem Transpulmin warna putih untuk membantu melegakan. Tapi harus hati-hati dalam penggunaan balsem ini, balsem ini tidak boleh dioleskan pada bagian tubuh yang luka, jangan sampai kena mulut/mata. Balsem ini terbukti manjur untuk anak kami.

Kembali ke bahasan utama
Ya, sakit yang kaliini berbeda dengan biasanya. Sudah 4 hari belum ada tanda sakit yang seperti biasa, panas nya naik turun. Pada akhirnya kami harus mengambil keputusan untuk memberikan obat turun panas. Di hari ke 5 kami berikan obat penurun panas dosis paling rendah (Sanmol) dan ini adalah pengalam pertama Bentang Minum Obat di usia 2,3 Tahun, ya panasnya turun dengan durasi 6-9 jam panas naik lagi. Dan kami harus putuskan membawa ke Puskesmas untuk diperiksa dan tes darah.  Kami mencermati pemeriksaan dari dokter puskesmas, pertama kami sampaikan kondisis Bentang, asisten dokter kemudian memberikan obat penurun panas yang langsung diminum disitu juga, kemudain kami disarankan untuk tes darah. Hasil tes darah menunjukkan normal, lekosit malah lebih tinggi dari normalnya yang lain normal. Karena saya menggendong Ikrar (adik Bentang) saya tidak masuk keruangan, Istri saya yang menemani. Obat diberikan, antibiotik yang harus dihabiskan dan obat penurun panas yang diminum saat panas saja (INGAT YA OBAT PENURUN PANAS diberikan saat PANAS SAJA).
Sampai dirumah kami ngobrol, kata Miminya Bentang (Mimi adalah panggilan sayang anak-anak kami kepada Ibunya) kata dokter gak apa-apa, ada pertimbangan karena pipisnya yang kurang lancar (pertimbangan untuk sunat/khitan) istilah kedokterannya kimosis. Namun ada yang lupa saat diperiksa dokter yaitu, pemeriksaan dasar  yaitu pemeriksaan mulut dan telinga tidak dilakukan oleh dokter Puskesmas. Waduh, pemeriksaan dasar kok sampai tidak dilakukan.
Pemeriksaan dasarpun harus kami lakukan sendiri, dan ternyata ada beberapa sariawan dimulut anak kami. Obat dari Puskesmas kami berikan, sampai obat habis kami masih resah dan stress karena panasnya naik turun dengan durasi 6-9jam.
Yang membuat kami semakin setres adalah banyak sekali alasan anak kami untuk menghindari makanan dari alasan mau minumlah, mau digendonglah, mau tidur dululah dan alasan-alasan yang lain. Mual (angin yang keluar dari mulut) terjadi ketika makanan masuk kemulut dan rengekan sering dilakukan oleh anak kami.  TAPI KAMI TETAP MEMAKSA MAKAN DAN MINUM. he he

Kami, lagi-lagi harus memutuskan untuk berbuat sesuatu, berbekalkan informasi dari grup facebook Mimi dan informasi-informasi yang didapatkan Mimi kami mencoba memperkirakan apa sakit dari anak kami. Dari ciri-ciri yang ada dan kondisi tetangga yang terkena tifus maka kami memperkirakan bahwa anak kami mungkin juga kena gejala tifus.

Informasi yang didapat masa inkubasi pada bakteri tifus sekitar 14 hari, dan kalau diterapkan maka wajar kalau anak kami masih panas. Namun rasa khawatir kami sebagai orang tua semakin meningkat, maka kami juga putuskan untuk membawa ke dokter spesialis anak, lagi-lagi dokter tidak menyebutkan penyakit, hanya kemungkinan tifus....... hadehhhhhhhhhhhhh
Obat serbuk penurun panas dan antibiotik diberikan dalam bentuk bungkusan kecil, serta resep obat sariawan.
JUJUR, sebetulnya kami agak kurang sreg dengan obat yang diberikan, karena kami tidak tau nama dan dosis obat yang diberikan. Namun kami agak luluh karena dokter ini juga berkerja di RSPAD GS dan saran dari beberapa tetangga ke dokter itu.

Obat diberikan sampai habis, dibarengi dengan minum tambahan sari kurma, dan yang pasti sayur, buah (juz), air putih  kami berikan.

Sekitar hari 10-13 dari sakitnya, tanda-tanda penyembuhan sudah mulai kami rasakan. Buang-buang air besar encer berwarna coklat (seperti lumpur/comberan) sudah keluar. Kami, agak lega, karena dengan keluarnya air besar menandakan bakteri-bakteri mulai dikeluarkan walaupun  badannya masih panas. Kira-kira di hari ke 13 muntah bercampur lendir juga terjadi. Dan kamipun merasa lebih lega lagi dihari 14 dan 15 (tulisan ini saya buat) Bentang sudah mau bermain di luar rumah dan tidak lagi panas.


Itu cerita Pengalaman anak kami yang pertama  Bentang Nusantara tentang Pengalaman Pertama Minum Obat di Usia 2,3 Tahun.

Terimakasih Kepada Allah Yang Maha Segalanya
Yang telah Mengevaluasi kesehatan anak kami, supaya menjadi anak yang Sehat dan Kuat.

Terimakasih Kepada Istriku (Dwi Kurniyati,S.IP) yang telah mengorbankan banyak sekali keinginannya demi anak-anak dan menjadi seorang Mimi/Ibu yang seutuhnya.

Terimakasih kepada Anak-anakku yang selalu semangat untuk belajar dan belajar

Terimakasih
Rumadi

No comments:

Post a Comment

Menghapus Windows Credentials

Laptop kita terhubung ke server menggunakan user password dan supaya user password itu lepas dari server. Kadang kala setelah kita isi user ...