Monday, December 8, 2014

Tiga Kata dari Rhenald Kasali untuk Susi Pudjiastuti...

KOMPAS.COM | 8 DESEMBER 2014

JAKARTA, KOMPAS.com – Hanya tiga kata yang diucapkan Rhenald Kasali untuk menilai Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti. “Sangat cerdas. Jenius,” kata dia beberapa waktu lalu kepada Kompas.com.

Menurut Rhenald, penilaian itu dia berikan menggunakan kaca mata "metakognisi". "Selama ini orang hanya melihat dari aspek kognisi. Banyak orang kognisinya jago, tapi tidak memiliki metakognisi,” tutur mentor Dian Sastro dan Mooryati Soedibyo itu.

Metakognisi, lanjut Rhenald, adalah kecerdasan untuk menggunakan kecerdasan. Saat ini, dia menilai, banyak orang mempunyai kecerdasan, tapi tidak memiliki kecerdasan untuk menggunakan kecerdasannya itu.

Orang tanpa kemampuan metakognisi, sebut Rhenald, akan gampang mengomel, arogan, serta cenderung meremehkan orang tanpa gelar. Orang-orang yang hanya unggul kognisinya tidak punya kemampuan berelasi dengan orang lain.

“Kamu lihat deh orang-orang yang sekolah, anak-anak pintar rata-rata duduknya di depan, tidak perlu orang lain, karena dia baca sendiri (sudah) ngerti. Jadi dia tidak perlu orang lain,” ujar Rhenald memberikan contoh.

“Nah oleh karena itu, perlu orang yang memiliki kecerdasan untuk menggunakan kecerdasan yang dimiliki. Itu harus dibangun dari kecil. Itu dia entrepreneurship. Entrepreneurship itu bukan cari uang, tapi mencari solusi kehidupan terhadap persoalan yang dihadapi,” imbuh Guru Besar Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia itu.

Beberapa waktu lalu, Rhenald pernah mengulas soal metakognisi ini (Baca: Mooryati Soedibyo, Dian Sastro, dan Metakognisi Susi Pudjiastuti). Dalam tulisan itu, Rhenald menyebutkan, ilmu nonkognisi itu belakangan naik kelas, menjadi metakognisi, yaitu faktor pembentuk yang paling penting di balik lahirnya ilmuwan-ilmuwan besar, wirausahawan kelas dunia, dan praktisi-praktisi andal.

Kemampuan bergerak, berinisiatif, self discipline, menahan diri, fokus, respek, berhubungan baik dengan orang lain, tahu membedakan kebenaran dengan pembenaran, mampu membuka dan mencari "pintu", menurut Rhenald, adalah fondasi penting bagi pembaharuan, dan kehidupan yang produktif.

“Manusia itu belajar untuk membuat diri dan bangsanya tangguh, bijak mengatasi masalah, mampu mengambil keputusan, bisa membuat kehidupan lebih produktif dan penuh kedamaian. Kalau cuma bisa membuat keonaran dan adu pandai saja, kita belum tuntas mengurai persepsi, baru sekadar mampu mendengar, tetapi belum bisa menguji kebenaran dengan bijak dan mengembangkannya ke dalam tindakan yang produktif,” simpul Rhenald.


Penulis: Estu Suryowati
Editor: Palupi Annisa Auliani

No comments:

Post a Comment

Menghapus Windows Credentials

Laptop kita terhubung ke server menggunakan user password dan supaya user password itu lepas dari server. Kadang kala setelah kita isi user ...